Pagelaran Gandrung Sewu |
KabarBerisik, Banyuwangi – Kota Festival, Banyuwangi, bakal kembali menghadirkan pagelaran seni kolosal. Yap di akhir pekan ini (12/10) pagelaran Tarian Gandrung Sewu bisa jadi salah satu hiburanmu yang tengah melakukan liburan ke Banyuwangi.
Pagelaran seni kolosal Banyuwangi, Gandrung Sewu, siap digelar pada hari Sabtu 12 Oktober 2019. Ribuan penari Gandrung berbagai usia dengan busana yang menyala akan menampilkan keindahan gerak tari di bibir Pantai Marina Boom. Bakal jadi pemandangan yang eksotis. Kota Festival, Banyuwangi, bakal kembali menghadirkan pagelaran seni kolosal. Ada Tarian Gandrung Sewu buat kamu yang pekan depan akan liburan ke Banyuwangi.
Pagelaran seni kolosal Banyuwangi, Gandrung Sewu, siap digelar pada hari Sabtu 12 Oktober 2019. Ribuan penari Gandrung berbagai usia dengan busana yang menyala akan menampilkan keindahan gerak tari di bibir Pantai Marina Boom. Bakal jadi pemandangan yang eksotis.
Festival Gandrung Sewu yang rutin digelar tiap tahun di Banyuwangi telah menjadi ikon daerah tersebut. Ribuan penari yang beraksi di tepi Pantai Marina Boom berlatar Selat Bali selalu mengundang minat ribuan wisatawan saban tahunnya.
Selain menjadi atraksi wisata yang memukau, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Gandrung Sewu juga mampu memproduksi pengetahuan budaya khususnya bagi generasi muda.
Dikutip dari detikdotcom "Idealnya, sebuah festival bukan semata-mata memproduksi produk seni-budaya, tapi juga harus mampu memproduksi pengetahuan budaya. Inilah yang kami ikhtiarkan di Banyuwangi. Jadi festival bukan hanya atraksi wisata, tapi juga bagian integral dari upaya pemajuan kebudayaan," ujar Bupati Anas kepada wartawan, Jumat (11/10/2019).
Terkait Festival Gandrung Sewu, sambung Anas, dari aspek pariwisata telah terbukti terus meningkat kualitasnya sehingga ditetapkan sebagai 10 Best Calendar of Event pariwisata Indonesia. Pada saat bersamaan, Festival Gandrung Sewu memproduksi pengetahuan budaya melalui serangkaian workshop, latihan, diskusi tema, hingga seleksi penari-penari baru yang melibatkan ribuan anak muda Banyuwangi.
"Tahun ini, misalnya, dari 1.300 seniman muda yang terlibat di Festival Gandrung Sewu, 60 persen di antaranya adalah penari baru. Artinya ada proses regenerasi. Selama proses persiapan, mereka ikut workshop, latihan, diskusi-diskusi, nah dari sanalah pengetahuan budaya diproduksi dan didistribusikan untuk anak-anak muda dengan melibatkan seniman, budayawan, komunitas sanggar seni, hingga guru-guru," ujarnya.
"Selain kepada anak-anak muda pelaku seni, produksi pengetahuan budaya juga menyasar khalayak umum lewat berbagai saluran. "Termasuk nanti saat pelaksanaan, ada pengetahuan yang bisa disimak melalui sendratari dan beragam materi promosi. Diharapkan festival bukan hanya berdampak pada ekonomi, tapi juga peningkatan pengetahuan budaya warga," jelas Anas.
Bupati Anas menambahkan sesuai Undang-Undang Nomor 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, obyek pemajuan kebudayaan harus dilakukan inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan. Obyek pemajuan kebudayaan sendiri terdiri atas sepuluh hal, mulai tradisi lisan, adat istiadat, manuskrip, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, hingga ritus
"Di Banyuwangi, berbagai obyek pemajuan kebudayaan itu dirayakan dalam berbagai festival sepanjang tahun, salah satunya Festival Gandrung Sewu. Jadi festival bukan semata-mata peristiwa pariwisata, tapi juga bagian dari formula baru kerja kebudayaan untuk mendorong pemajuan kebudayaan," jelasnya.
Ketua Panitia Festival Gandrung Sewu Budianto menambahkan, aksi kolosal ribuan penari Gandrung tahun ini bertema "Panji-Panji Sunangkoro" yang dibalut dalam sendratari berkisah perjuangan heroik rakyat Blambangan melawan kolonialisme Belanda, demikian dikutip dari detikdotcom.
Komentar
Posting Komentar